Sunday, August 06, 2006

Penelitian Dianggap Gagal?

Selama seminggu ini, dalam pelajaran biologi kami ditugaskan untuk membuat sebuah penelitian ilmiah yang berhubungan dengan faktor-faktor eksternal dalam pertumbuhan tanaman. Setelah berunding dengan teman sekelompok, kami memutuskan untuk membandingkan pengaruh “kualitas” air pada tumbuhan. Maka, kami menumbuhkan kangkung pada media air yang berbeda. Yaitu, air “Mizone”, air ledeng, dan air keruh. Dikarenakan air “Mizone” memiliki zat-zat tambahan yang baik, maka kami berhipotesa bahwa kangkung pada air “Mizone” akan tumbuh lebih cepat.

Hasilnya? Beda jauh dari harapan. Ternyata kangkung yang diberi air ledeng tumbuhnya paling subur. Kangkung pada air keruh lumayan juga, walau enggak sebaik air ledeng. Sedangkan, kangkung pada air “Mizone” tak tumbuh, bahkan daunnya berguguran. Wah! Kok bisa begitu? Cara kerja kami sudah benar, kok.

Berprinsip jujur, kami presentasikan hasil penelitian ini apa adanya dikelas. Respon dari guru kami tak terlalu bagus. Kata dia, karena hipotesa kami tidak sesuai dengan hasil, maka penelitian ini dianggapnya GAGAL!

Rasanya ada sedikit kejengkelan dalam diriku. Bila hasil penelitian harus sama dengan hipotesa dan teori yang ada, itu sih namanya bukan penelitian. Kita cuman memble doang dengan teori yang udah ada. Hipotesa hanyalah praduga berdasarkan teori awal, tapi hasil penelitian kami adalah fakta. Lagi pula enggak ada teori yang sempurna. Barangkali untuk kangkung efeknya akan beda? Atau mungkin ada faktor lain? Bukankah para ilmuwan berkata:
“No amount of experimentation can ever prove me right; a single experiment can prove me wrong”
Albert Einstein

“Research is what I’m doing when I don’t know what I’m doing.”
Wernher von Braun
Kalau kita hanya memble, bagaimana bisa maju?